Berahi adalah istilah dalam
seksualitas yang menunjukkan keadaan
kesiapan fisik dan mental suatu individu
untuk melakukan hubungan
seksual/persangga maan.
Keadaan ini
ditunjukkan oleh banyak hewan, termasuk
manusia.
Berahi dapat didorong oleh
siklus fisik (muncul secara alami) maupun dimanipulasi untuk
muncul.
Terdapat keadaan berahi yang sedikit berbeda antara
manusia dan hewan lainnya. Pada manusia,
berahi diketahui lebih banyak dikendalikan oleh kondisi kejiwaan,
yang menyebab kan terjadinya perubahan fisik pada beberapa organ.
Dengan kata lain, seseorang yang sehat dapat secara relatif
mengatur sendiri kesiapannya untuk mencapai kondisi berahi.
Percumbuan adalah perilaku yang paling
umum dilakukan untuk mencapai taraf itu.
Pada hewan, khususnya
berkelamin betina, berahi dikendalikan
oleh suatu siklus hormonal (siklus estrus, yang
berbeda dengan siklus haid pada manusia).
Hewan Betina tidak dapat dirangsang atau
merangsang diri untuk siap bersanggama apabila tubuhnya tidak
berada pada kondisi yang memungkin kan.
Sebaliknya, pada manusia
orang dapat kapan saja melakukan hubungan persanggamaan, namun
biasanya pada saat haid, perempuan
kehilangan keinginan untuk melakukannya.[rujukan?]
Secara fisik, berahi ditunjukkan oleh meningkatnya
aliran peredaran darah dan meningkatnya suhu beberapa bagian tubuh,
terutama bagian reproduksi.
Pada hewan jantan yang memiliki
penis, terjadi peningkatan aliran darah ke
bagian ini dan penis akan menegang dan mengeras (disebut sebagai
ereksi).
Rangsangan terhadap pejantan ini
bersifat kemofisik.
Khusus pada manusia juga bersifat psikis.
Pada
betina, berahi ditunjukkan oleh peningkatan suhu di bagian sekitar
vagina.
Pada manusia, selain perubahan
pada vagina, juga terjadi pengerasan di bagian puting susu (juga terjadi pada
laki-laki).
Dalam peternakan sapi dikenal istilah "3A" yang merupakan singkatan tiga pertanda dalam bahasa Jawa untuk menunjukkan keadaan berahi: abang, abuh, anget (merah, membengkak, hangat).